Friday 23 July 2010

Ayo.., Membuka Usaha Mulai Sekarang!

Kemampuan belajar dari kegagalan menentuykan keberhasilan pebisnis.

Tak ada resep jitu untuk menjadi businessman keculai memulainya. Berbisnis adalah learning by doing. Tak ada pebisnis yang bisa meraih sukses tanpa terantuk kegagalan. Lebh cepat memulai bisnis lebih baik agar ide Anda tidak didahului orang lain.

Tidak semua orang memilih jalan hidupnya menjadi seorang entrepreneur. Tapi, tiap orang perlu dibuka inspirasinya untuk menjadi seorang wirausahawan sedini mungkin. Dengan memulai usaha lebih dini, akan terbuka kesempatan mengekplorasi inspirasi usahanya itu.

Nasihat panjang itu kerap disampaikan pengusaha properti Ciputra untuk menjawab pertanyaan kapan harus memulai bisnis. Jadi, lebih cepat memulai usaha, tentu lebih baik. Jika tidak memulai dari sekarang, bisa jadi orang lain akan lebih dulu melaksanakan ide Anda.

Berdasarkan penelitian dan pengalaman para pebisnis tenar di Amerika Serikat (AS), usia bukan penentu kesuksesan seorang pebisnis. Ada pebisnis yang sukses merintis usahanya di usia muda, ada pula yang baru sukses di masa senja.

Farrah Gray sebagai contoh, pemuda kelahiran Chicago Amerika Serikat 9 September 1984 adalah contoh pebisnis sukses yang merintis usaha sedari dini. Ia memulai bisnis dari jualan hand & body lotion seharga U$ 1,5 per botol secara door to door di usia 6 tahun.

Menginjang usia 13 tahun, Gray mengawalai produksi sirop dengan mendirikan Farr-Out Foods. Pas 14 tahun, Farr-Out Food mencetak penjualan U$ 1,5 juta. Dan kini Gray memiliki perusahaan media raksasa bernama Innercity Broadcasting dan beraset jutaan dollar AS.

Berbeda dengan Grey, Harland Sanders justru terlambat masuk ke kancah bisnis. Pendiri Kentuky Fried Chicken (KFC) tersebut baru merintis usaha ayam goreng ketika berusia 48 tahun. Dan, baru di usia 62 tahun, Sanders mengibarkan merek dagang KFC.

Modal lain berbisnis adalah jangan takut gagal. Agung Bayu Waluyo, Netrpreneurship Education Manager Universitas Ciputra Entrepreneurship Center, berpesan, belajrt dari pengalaman sering menjadi kunci sukses. Entrepreneur bahkan harus pernah mengalami kegagalan. "Ia harus bisa mengelola kegagalan sama halnya mengelola kebrhasilan," kata Agung.

Faktor lain yang tidak kalah penting dalam memulai bisnis adalah kepercayaan dengan pilihan ide. Biarkan insting Anda bekerja dan berkembang. Jangan berhenti berinovasi. Siapa tau hasil inovasi Anda justru bisa memenuhi ceruk pasar yang lebih besar.

Tak kalah penting pelajari kegagalan pesaing, pelajari pengalaman pesaing, dan pastikan Anda tidak mengulanginya. Jika sekarang ANda masih jadi pekerja/karyawan dan ingin memulai usaha, sebaiknya jangan menunggu usia pensiun. Sangat beresiko mempertaruhkan uang pensiun untuk modal usaha.

Kesalahan seperti ini sering dilakukan orang Indonesia. "Maksimal lima tahun menjelang pensiun harus sudah mulai merintis uaha," ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansial Consulting.

Bedasarkan pengalaman, pada tahun pertama membukja usaha perlu dana investasi besar, serta masih mencari bentuk usaha yang pas. Baru tahun ke dua butuh suntikan dana segar untuk pengembangan usaha. "Usaha di tahun pertama biasanya belum belum membawa hasil, baru mencari bentuk," ujar dia.

Eko menyarankan pekerja/karyawan yang ingin berbisnis, mulai start di usia menjelang 40-an, terutama saat karier mencapai puncak. Syukur-syukur perusahaan menawarkan pensiun dini yang bisa digunakan jadi modal. "Kalau sahanya gagal, masih ada kesempatan untuk jadi pekerja lagi," imbuh Eko.

Begitulah modal umum menjadi pengusaha. Anda siap memulainya?

Memulai dari Hasrat

Berbagai penelitian menunjukan faktor penentu sukses sebuah bisnis pertama kali datang dari hasrat seseorang. Hasrat ini lebih berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis ketimbang faktor lainnya. Misalnya bisnis bengkel modifikasi mobil atau motor, biasanya dimulai dari kegemaran si pengusaha terhadap otomotif. Selain hasrat, sebelum membuka usaha, seseorang perlu mengidentifikiasi peluang yang ada di lingkungan sekitar. Ambil contoh, di lingkungan yang panas, kebutuhan orang akan air minum jelas tinggi. Ini bisa dibaca oeleh pebisnis sebagai peluang bisnis minuman dalam kemasan atau air isi ulang. Contoh lain adalah dari pengamatan perubahan nilai di masyarakat. Ambil contoh, orang Indonesia membeli handphone untuk gaya hidup bukan berdasarkan kebutuhan. Di Amerika Serikat, pnsel cerdas BlackBerry populer karen punya kemampuan push mail. DI Indonesia, yang jadi keunggulan BlackBerry bukan push mail, tapi berbagai aplikasi jejaring sosial. Karenanya, penjualan BlackBerry tetap laris manis. Bahkan, produsen ponsel yang mirip BlackBerry ikut kecipratan permintaan. Agung Bayu Waluyo dari Universitas Ciputra menyarankan, calon entrepreneur bisa memulai bisnis begitu menyadari empat hal. Pertama; ada peluang dari supply dan demand yang cocok terhadap sebuah barang. Kedua; sudah memiliki barang, tetapi masih mancari pangsa pasar. Ketiga; menyadari ada permintaan yang besar, tapi pasokan minim. Ini misalnya bisa dilihat dari kebutuhan obat penyakit kanker dan AIDS. Keempat; mencipatakan peluang ketika seseorang bisa melihat kebutuhan di mas mendatang, dan berusaha untuk memenuhinya denga teknologi. Contoh yang terakhir ini adalah Mrk Zuckerbrg, pencipta situs jejaring sosial bernaba Facebook.

Semoga bermanfaat dan salam sukses,


Junaedi

Sumber: http://www.kontan.co.id/index.php/epaper


Ayo.., Membuka Usaha Mulai Sekarang!

Kemampuan belajar dari kegagalan menentuykan keberhasilan pebisnis.

Tak ada resep jitu untuk menjadi businessman keculai memulainya. Berbisnis adalah learning by doing. Tak ada pebisnis yang bisa meraih sukses tanpa terantuk kegagalan. Lebh cepat memulai bisnis lebih baik agar ide Anda tidak didahului orang lain.

Tidak semua orang memilih jalan hidupnya menjadi seorang entrepreneur. Tapi, tiap orang perlu dibuka inspirasinya untuk menjadi seorang wirausahawan sedini mungkin. Dengan memulai usaha lebih dini, akan terbuka kesempatan mengekplorasi inspirasi usahanya itu.

Nasihat panjang itu kerap disampaikan pengusaha properti Ciputra untuk menjawab pertanyaan kapan harus memulai bisnis. Jadi, lebih cepat memulai usaha, tentu lebih baik. Jika tidak memulai dari sekarang, bisa jadi orang lain akan lebih dulu melaksanakan ide Anda.

Berdasarkan penelitian dan pengalaman para pebisnis tenar di Amerika Serikat (AS), usia bukan penentu kesuksesan seorang pebisnis. Ada pebisnis yang sukses merintis usahanya di usia muda, ada pula yang baru sukses di masa senja.

Farrah Gray sebagai contoh, pemuda kelahiran Chicago Amerika Serikat 9 September 1984 adalah contoh pebisnis sukses yang merintis usaha sedari dini. Ia memulai bisnis dari jualan hand & body lotion seharga U$ 1,5 per botol secara door to door di usia 6 tahun.

Menginjang usia 13 tahun, Gray mengawalai produksi sirop dengan mendirikan Farr-Out Foods. Pas 14 tahun, Farr-Out Food mencetak penjualan U$ 1,5 juta. Dan kini Gray memiliki perusahaan media raksasa bernama Innercity Broadcasting dan beraset jutaan dollar AS.

Berbeda dengan Grey, Harland Sanders justru terlambat masuk ke kancah bisnis. Pendiri Kentuky Fried Chicken (KFC) tersebut baru merintis usaha ayam goreng ketika berusia 48 tahun. Dan, baru di usia 62 tahun, Sanders mengibarkan merek dagang KFC.

Modal lain berbisnis adalah jangan takut gagal. Agung Bayu Waluyo, Netrpreneurship Education Manager Universitas Ciputra Entrepreneurship Center, berpesan, belajrt dari pengalaman sering menjadi kunci sukses. Entrepreneur bahkan harus pernah mengalami kegagalan. "Ia harus bisa mengelola kegagalan sama halnya mengelola kebrhasilan," kata Agung.

Faktor lain yang tidak kalah penting dalam memulai bisnis adalah kepercayaan dengan pilihan ide. Biarkan insting Anda bekerja dan berkembang. Jangan berhenti berinovasi. Siapa tau hasil inovasi Anda justru bisa memenuhi ceruk pasar yang lebih besar.

Tak kalah penting pelajari kegagalan pesaing, pelajari pengalaman pesaing, dan pastikan Anda tidak mengulanginya. Jika sekarang ANda masih jadi pekerja/karyawan dan ingin memulai usaha, sebaiknya jangan menunggu usia pensiun. Sangat beresiko mempertaruhkan uang pensiun untuk modal usaha.

Kesalahan seperti ini sering dilakukan orang Indonesia. "Maksimal lima tahun menjelang pensiun harus sudah mulai merintis uaha," ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansial Consulting.

Bedasarkan pengalaman, pada tahun pertama membukja usaha perlu dana investasi besar, serta masih mencari bentuk usaha yang pas. Baru tahun ke dua butuh suntikan dana segar untuk pengembangan usaha. "Usaha di tahun pertama biasanya belum belum membawa hasil, baru mencari bentuk," ujar dia.

Eko menyarankan pekerja/karyawan yang ingin berbisnis, mulai start di usia menjelang 40-an, terutama saat karier mencapai puncak. Syukur-syukur perusahaan menawarkan pensiun dini yang bisa digunakan jadi modal. "Kalau sahanya gagal, masih ada kesempatan untuk jadi pekerja lagi," imbuh Eko.

Begitulah modal umum menjadi pengusaha. Anda siap memulainya?

Memulai dari Hasrat

Berbagai penelitian menunjukan faktor penentu sukses sebuah bisnis pertama kali datang dari hasrat seseorang. Hasrat ini lebih berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis ketimbang faktor lainnya. Misalnya bisnis bengkel modifikasi mobil atau motor, biasanya dimulai dari kegemaran si pengusaha terhadap otomotif. Selain hasrat, sebelum membuka usaha, seseorang perlu mengidentifikiasi peluang yang ada di lingkungan sekitar. Ambil contoh, di lingkungan yang panas, kebutuhan orang akan air minum jelas tinggi. Ini bisa dibaca oeleh pebisnis sebagai peluang bisnis minuman dalam kemasan atau air isi ulang. Contoh lain adalah dari pengamatan perubahan nilai di masyarakat. Ambil contoh, orang Indonesia membeli handphone untuk gaya hidup bukan berdasarkan kebutuhan. Di Amerika Serikat, pnsel cerdas BlackBerry populer karen punya kemampuan push mail. DI Indonesia, yang jadi keunggulan BlackBerry bukan push mail, tapi berbagai aplikasi jejaring sosial. Karenanya, penjualan BlackBerry tetap laris manis. Bahkan, produsen ponsel yang mirip BlackBerry ikut kecipratan permintaan. Agung Bayu Waluyo dari Universitas Ciputra menyarankan, calon entrepreneur bisa memulai bisnis begitu menyadari empat hal. Pertama; ada peluang dari supply dan demand yang cocok terhadap sebuah barang. Kedua; sudah memiliki barang, tetapi masih mancari pangsa pasar. Ketiga; menyadari ada permintaan yang besar, tapi pasokan minim. Ini misalnya bisa dilihat dari kebutuhan obat penyakit kanker dan AIDS. Keempat; mencipatakan peluang ketika seseorang bisa melihat kebutuhan di mas mendatang, dan berusaha untuk memenuhinya denga teknologi. Contoh yang terakhir ini adalah Mrk Zuckerbrg, pencipta situs jejaring sosial bernaba Facebook.

Semoga bermanfaat dan salam sukses,


Junaedi

Sumber: http://www.kontan.co.id/index.php/epaper