Monday 18 January 2010

Takut Salah Nggak Usahlah

*Takut Salah? Nggak Usahlah!*

Saya nyaris yakin bahwa Anda pasti bisa mengendarai sepeda. Roda dua maksud saya. Saya mengajak Anda berkelana ke masa lalu. Mari...

Anda pasti masih ingat bagaimana indahnya masa-masa itu. Masa kanak-kanak ketika kita merasa begitu bebas dan merdeka menjelajahi pelosok kampung kita, atau malah ke kampung-kampung tetangga, dengan bersepeda.

Salah satu kenangan terindah kita, berasal dari masa-masa itu. Entah Anda tinggal di perkotaan, di kompleks perumahan, di dekat pasar, atau di desa, bersepeda menyusuri pematang sawah barangkali.

Masih ingatkah Anda, tentang segala hal yang Anda alami sebelum masa-masa indah itu bisa Anda nikmati?

Maksud saya, saat kita baru belajar menaiki sepeda. Saat kita dilanda gelora emosi karena belum juga bisa mengendalikan dan menyeimbangkan posisi bersepeda. Saat itu, kita melakukan begitu banyak kesalahan. Inilah di antara kesalahan yang pernah saya buat kala itu:

1. Jatuh ke selokan.
2. Menabrak pagar rumah orang.
3. Nyelonong keluar dari gang dan menyeruduk mobil lewat.
4. Menabrak sepeda teman.
5. Terpeleset pasir.
6. Rem blong.

Anda tambahkan sendiri pengalaman Anda.

Saat itu, setahu saya, belum banyak helm pengaman dijual. Apalagi pengaman siku dan lutut seperti yang banyak beredar sekarang. Masih bagus, jika waktu itu sepeda Anda punya rem yang berfungsi dengan sangat baik.

Saya sendiri, pernah belajar dengan sepeda yang tidak punya rem. Waktu itu, cara saya menghentikan sepeda adalah dengan menekan sandal jepit saya langsung ke roda depan. Ha...ha...ha.. berhenti juga, walaupun "overshoot" (landing melebihi batas landasan).

Dengan segala kesalahan dan blunder yang saya lakukan itu, banyak yang terjadi pada diri saya:

1. Lecet dan keseleo.
2. Lutut memar.
3. Tulang kering luka dan terkelupas.
4. Sikut carut-marut.
5. Kadang ya benjol juga jidat.
6. Dimarahi orang, ini pasti.

Belum lagi menangis, atau berkelahi berebut sepeda, dan diomeli orang tua atau tetangga.

Lagi, Anda bisa tambahi daftar ini.

Masihkah Anda ingat bagaimana rasanya, pedal sepeda yang memantul dan menutuk ke tulang kering Anda?

Masihkah Anda ingat bagaimana rasanya, terjerembab dengan telapak tangan menggelosor di atas aspal berpasir? Masih ingatkah Anda bagaimana rasanya malam hari setelah kejadian semacam itu? Telapak tangan yang terasa begitu panas dan berdenyut semalaman? Bisa jadi, Anda merasakannya sembari berlinang air mata dan terisak-isak.

Jawab pertanyaan saya, apakah semua kesalahan dan blunder itu, membuat Anda berhenti belajar naik sepeda?

Mengapa?

Ya! Tepat sekali, Anda ingin bisa.

"The power of dream!"

Kekuatan impianlah yang membuat Anda tetap berjuang dan belajar keras. Sampai bisa.

Kini, hari ini, saya yakin bahwa semua kesalahan dan blunder dari masa-masa itu, justru menjadi bagian dari keindahan itu sendiri. Setuju?

Jawab lagi pertanyaan saya. Kok bisa, kekuatan impian Anda begitu besarnya?

Ini rahasianya.

Ketika Anda kecil, Anda masih polos. Anda belum banyak dicekoki dan "diracuni" oleh berbagai pengertian dan pemahaman tentang benar atau salah, dan tentang baik atau buruk.

Saat itu, Anda sangat yakin dalam menyikapi segala kesalahan dan blunder yang terjadi. Di mata Anda, semua kesalahan dan blunder adalah semata-mata "kesalahan teknis".

Sejalan dengan usia dan pendidikan Anda, Anda mulai menyusun dan mengorganisir berbagai konsep dan pemahaman tentang salah, benar, baik, dan buruk. Tentang moralitas dan idealisme kehidupan. Sampai hari ini.

Ternyata, tanpa Anda sadari, Anda mulai merumuskan sebuah konsepsi baru tentang kesalahan, yaitu *"kesalahan moral"*. Dan yang sangat sering terjadi, adalah kekurangwaspadaan Anda dalam memisahkan dua macam kesalahan itu.

Maka mulai sekarang, camkanlah ini.

Jika Anda mau melakukan sesuatu, dan kemudian menemukan berbagai kemungkinan kesalahan dan blunder yang mungkin akan terjadi, jangan langsung berhenti. Uji dahulu semua itu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:

Apakah jika kesalahan atau blunder itu terjadi, akankah:

1. Membuat Anda berdosa?
2. Membuat Anda masuk neraka?
3. Membuat Anda masuk penjara?
4. Mencederai moralitas dan keyakinan Anda?
5. Melukai orang-orang yang Anda cintai?
6. Merugikan khalayak?

Jika Anda bisa menjawab "tidak", maka segala kesalahan itu semata-mata hanya *"teknis"* sifatnya. Dan *"kesalahan teknis*" semacam ini, selalulah merupakan *pembelajaran*. Penting, dan bernilai untuk Anda. Jangan berhenti.

*Jangan Berhenti!*

Coba pertimbangkan hal-hal ini.

Anda mau membuka warung kelontong di garasi Anda, dan tetangga seberang rumah Anda sudah lebih dahulu membuka warung di garasinya. Anda ingin sekali, tapi Anda membatalkannya, karena *"tidak enak hati"*.

Di Mangga Dua sana, ratusan toko elektronik berjajar rapi menjual barang yang identik dan persis sama. Rezeki ada yang mengatur!

Anda mau mengejar cita-cita, kemudian sekitar Anda memberi masukan negatif. Anda mau berhenti? Apakah Anda mau bilang, *"apa kata orang nanti?"*

Sudahlah. Jika Anda mampu menjawab "tidak" untuk enam pertanyaan di atas, lakukan saja!

*Lakukan Saja!*

Di ballroom hotel Twin Plaza kemarin, ada seorang peserta yang bertanya kepada saya, *"Pak, saya kok sering merasa terdemotivasi, gimana pak?"* Saya bilang, *"Bukan pak, Anda hanya sedang terdiskoneksi.... - dari mimpi."*

*"People often think that they're being demotivated by their situations. No, they're just being disconnected from their dreams."*

Semoga bermanfaat.


Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc
http://www.facebook.com/pages/Motivasi-Komunikasi-Leadership/196571006305



Takut Salah Nggak Usahlah

*Takut Salah? Nggak Usahlah!*

Saya nyaris yakin bahwa Anda pasti bisa mengendarai sepeda. Roda dua maksud saya. Saya mengajak Anda berkelana ke masa lalu. Mari...

Anda pasti masih ingat bagaimana indahnya masa-masa itu. Masa kanak-kanak ketika kita merasa begitu bebas dan merdeka menjelajahi pelosok kampung kita, atau malah ke kampung-kampung tetangga, dengan bersepeda.

Salah satu kenangan terindah kita, berasal dari masa-masa itu. Entah Anda tinggal di perkotaan, di kompleks perumahan, di dekat pasar, atau di desa, bersepeda menyusuri pematang sawah barangkali.

Masih ingatkah Anda, tentang segala hal yang Anda alami sebelum masa-masa indah itu bisa Anda nikmati?

Maksud saya, saat kita baru belajar menaiki sepeda. Saat kita dilanda gelora emosi karena belum juga bisa mengendalikan dan menyeimbangkan posisi bersepeda. Saat itu, kita melakukan begitu banyak kesalahan. Inilah di antara kesalahan yang pernah saya buat kala itu:

1. Jatuh ke selokan.
2. Menabrak pagar rumah orang.
3. Nyelonong keluar dari gang dan menyeruduk mobil lewat.
4. Menabrak sepeda teman.
5. Terpeleset pasir.
6. Rem blong.

Anda tambahkan sendiri pengalaman Anda.

Saat itu, setahu saya, belum banyak helm pengaman dijual. Apalagi pengaman siku dan lutut seperti yang banyak beredar sekarang. Masih bagus, jika waktu itu sepeda Anda punya rem yang berfungsi dengan sangat baik.

Saya sendiri, pernah belajar dengan sepeda yang tidak punya rem. Waktu itu, cara saya menghentikan sepeda adalah dengan menekan sandal jepit saya langsung ke roda depan. Ha...ha...ha.. berhenti juga, walaupun "overshoot" (landing melebihi batas landasan).

Dengan segala kesalahan dan blunder yang saya lakukan itu, banyak yang terjadi pada diri saya:

1. Lecet dan keseleo.
2. Lutut memar.
3. Tulang kering luka dan terkelupas.
4. Sikut carut-marut.
5. Kadang ya benjol juga jidat.
6. Dimarahi orang, ini pasti.

Belum lagi menangis, atau berkelahi berebut sepeda, dan diomeli orang tua atau tetangga.

Lagi, Anda bisa tambahi daftar ini.

Masihkah Anda ingat bagaimana rasanya, pedal sepeda yang memantul dan menutuk ke tulang kering Anda?

Masihkah Anda ingat bagaimana rasanya, terjerembab dengan telapak tangan menggelosor di atas aspal berpasir? Masih ingatkah Anda bagaimana rasanya malam hari setelah kejadian semacam itu? Telapak tangan yang terasa begitu panas dan berdenyut semalaman? Bisa jadi, Anda merasakannya sembari berlinang air mata dan terisak-isak.

Jawab pertanyaan saya, apakah semua kesalahan dan blunder itu, membuat Anda berhenti belajar naik sepeda?

Mengapa?

Ya! Tepat sekali, Anda ingin bisa.

"The power of dream!"

Kekuatan impianlah yang membuat Anda tetap berjuang dan belajar keras. Sampai bisa.

Kini, hari ini, saya yakin bahwa semua kesalahan dan blunder dari masa-masa itu, justru menjadi bagian dari keindahan itu sendiri. Setuju?

Jawab lagi pertanyaan saya. Kok bisa, kekuatan impian Anda begitu besarnya?

Ini rahasianya.

Ketika Anda kecil, Anda masih polos. Anda belum banyak dicekoki dan "diracuni" oleh berbagai pengertian dan pemahaman tentang benar atau salah, dan tentang baik atau buruk.

Saat itu, Anda sangat yakin dalam menyikapi segala kesalahan dan blunder yang terjadi. Di mata Anda, semua kesalahan dan blunder adalah semata-mata "kesalahan teknis".

Sejalan dengan usia dan pendidikan Anda, Anda mulai menyusun dan mengorganisir berbagai konsep dan pemahaman tentang salah, benar, baik, dan buruk. Tentang moralitas dan idealisme kehidupan. Sampai hari ini.

Ternyata, tanpa Anda sadari, Anda mulai merumuskan sebuah konsepsi baru tentang kesalahan, yaitu *"kesalahan moral"*. Dan yang sangat sering terjadi, adalah kekurangwaspadaan Anda dalam memisahkan dua macam kesalahan itu.

Maka mulai sekarang, camkanlah ini.

Jika Anda mau melakukan sesuatu, dan kemudian menemukan berbagai kemungkinan kesalahan dan blunder yang mungkin akan terjadi, jangan langsung berhenti. Uji dahulu semua itu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:

Apakah jika kesalahan atau blunder itu terjadi, akankah:

1. Membuat Anda berdosa?
2. Membuat Anda masuk neraka?
3. Membuat Anda masuk penjara?
4. Mencederai moralitas dan keyakinan Anda?
5. Melukai orang-orang yang Anda cintai?
6. Merugikan khalayak?

Jika Anda bisa menjawab "tidak", maka segala kesalahan itu semata-mata hanya *"teknis"* sifatnya. Dan *"kesalahan teknis*" semacam ini, selalulah merupakan *pembelajaran*. Penting, dan bernilai untuk Anda. Jangan berhenti.

*Jangan Berhenti!*

Coba pertimbangkan hal-hal ini.

Anda mau membuka warung kelontong di garasi Anda, dan tetangga seberang rumah Anda sudah lebih dahulu membuka warung di garasinya. Anda ingin sekali, tapi Anda membatalkannya, karena *"tidak enak hati"*.

Di Mangga Dua sana, ratusan toko elektronik berjajar rapi menjual barang yang identik dan persis sama. Rezeki ada yang mengatur!

Anda mau mengejar cita-cita, kemudian sekitar Anda memberi masukan negatif. Anda mau berhenti? Apakah Anda mau bilang, *"apa kata orang nanti?"*

Sudahlah. Jika Anda mampu menjawab "tidak" untuk enam pertanyaan di atas, lakukan saja!

*Lakukan Saja!*

Di ballroom hotel Twin Plaza kemarin, ada seorang peserta yang bertanya kepada saya, *"Pak, saya kok sering merasa terdemotivasi, gimana pak?"* Saya bilang, *"Bukan pak, Anda hanya sedang terdiskoneksi.... - dari mimpi."*

*"People often think that they're being demotivated by their situations. No, they're just being disconnected from their dreams."*

Semoga bermanfaat.


Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc
http://www.facebook.com/pages/Motivasi-Komunikasi-Leadership/196571006305



Monday 11 January 2010

Hasil Pertemuan 9 Januari 2010

Assalamu'alaikum wr wb

Alhamdulillah kemarin sudah diselenggarakan pertemuan membahas program kerja TDA jaksel resume nya sbb :

PROGRAM KERJA TDA JAKSEL 2010

Sasaran TDA Jaksel :

1. Membangun fondasi kepengurusan yang solid
2. Menambah jumlah member TDA Jaksel
3. Menumbuhkan peran kelompok mastermind
4. Membangun kualitas anggota TDA Jaksel
5. Mengakselerasi bisnis anggota
6. Menjadikan TDA Jaksel sebagai wadah pembelajaran bagi anggota
7. Bersinergi dengan TDA (pusat) / TDA wilayah lain

1. Pengurus TDA Jaksel 2010 :

Hasil pemilihan langsung 31 Desember 2009 :
• Ketua: Tjarli Suhendra
• Divisi Bisnis : Sonny Sofjan
• Divisi Mastermind : Irwan Rahman
• Bendahara : Siska Tri Hapsari
• Sekretaris : Salma

2. Kegiatan TDA Jaksel

a. Pertemuan rutin Kelompok Mastermind minimal 2 kali dalam sebulan

b. Edukasi internal KMM TDA Jaksel :
• Tujuan : Akselerasi Free Cashflow
• Khusus untuk anggota KMM
• Pertemuan 2 mingguan durasi 3 jam
• Iuran/investasi Rp.50.000 / pertemuan
• Bahan/materi :
§ Bisnis & Investasi
§ Key Performance Indikator
§ Membuat Bisnis Plan
§ Marketing
§ Tips & Trik meningkatkan sales
§ Membuat Laporan Keuangan
§ Analisa Laporan Keuangan
§ Bisnis Internet
§ Menulis Buku sebagai bisnis

c. Focus Group Discussion
• Bedah buku TDA Jaksel

d. Forum TDA Jaksel :
• Forum pertemuan bulanan menampilkan public figure
• Peserta tebuka untuk umum
• Thematik yang ispiratif :
§ Menyusun Business Plan
§ Financing UKM
§ Perpajakan yang terkait banyak dengan UKM
§ Sharing know how bisnis furniture (Owner King furniture)
§ Bisnis ritel
§ Bisnis kuliner
§ Google Wave (Pak Chaidir & team, paling cepat bulan Juni 2010 )
§ Bisnis pendidikan
§ Bisnis Emas
§ Industri kreatif
§ Marketing & Sales
§ Memilih Business Opportunity / Franchise yang tepat

e. Talkshow TDA Jaksel - Kompas
Khusus Edukasi Internal KMM, materi nya akan diupdate oleh Pak Sonny.
Khusus Talkshow TDA Jaksel - Kompas akan diupdate oleh Pak Dudun.

Untuk program kerja Divisi Mastermind dan Portal TDA Jaksel masih pending, belum dibahas.

Demikian

Wassalam

Tjarli Suhendra
==============================================

Salam sukses,

Junaedi


Hasil Pertemuan 9 Januari 2010

Assalamu'alaikum wr wb

Alhamdulillah kemarin sudah diselenggarakan pertemuan membahas program kerja TDA jaksel resume nya sbb :

PROGRAM KERJA TDA JAKSEL 2010

Sasaran TDA Jaksel :

1. Membangun fondasi kepengurusan yang solid
2. Menambah jumlah member TDA Jaksel
3. Menumbuhkan peran kelompok mastermind
4. Membangun kualitas anggota TDA Jaksel
5. Mengakselerasi bisnis anggota
6. Menjadikan TDA Jaksel sebagai wadah pembelajaran bagi anggota
7. Bersinergi dengan TDA (pusat) / TDA wilayah lain

1. Pengurus TDA Jaksel 2010 :

Hasil pemilihan langsung 31 Desember 2009 :
• Ketua: Tjarli Suhendra
• Divisi Bisnis : Sonny Sofjan
• Divisi Mastermind : Irwan Rahman
• Bendahara : Siska Tri Hapsari
• Sekretaris : Salma

2. Kegiatan TDA Jaksel

a. Pertemuan rutin Kelompok Mastermind minimal 2 kali dalam sebulan

b. Edukasi internal KMM TDA Jaksel :
• Tujuan : Akselerasi Free Cashflow
• Khusus untuk anggota KMM
• Pertemuan 2 mingguan durasi 3 jam
• Iuran/investasi Rp.50.000 / pertemuan
• Bahan/materi :
§ Bisnis & Investasi
§ Key Performance Indikator
§ Membuat Bisnis Plan
§ Marketing
§ Tips & Trik meningkatkan sales
§ Membuat Laporan Keuangan
§ Analisa Laporan Keuangan
§ Bisnis Internet
§ Menulis Buku sebagai bisnis

c. Focus Group Discussion
• Bedah buku TDA Jaksel

d. Forum TDA Jaksel :
• Forum pertemuan bulanan menampilkan public figure
• Peserta tebuka untuk umum
• Thematik yang ispiratif :
§ Menyusun Business Plan
§ Financing UKM
§ Perpajakan yang terkait banyak dengan UKM
§ Sharing know how bisnis furniture (Owner King furniture)
§ Bisnis ritel
§ Bisnis kuliner
§ Google Wave (Pak Chaidir & team, paling cepat bulan Juni 2010 )
§ Bisnis pendidikan
§ Bisnis Emas
§ Industri kreatif
§ Marketing & Sales
§ Memilih Business Opportunity / Franchise yang tepat

e. Talkshow TDA Jaksel - Kompas
Khusus Edukasi Internal KMM, materi nya akan diupdate oleh Pak Sonny.
Khusus Talkshow TDA Jaksel - Kompas akan diupdate oleh Pak Dudun.

Untuk program kerja Divisi Mastermind dan Portal TDA Jaksel masih pending, belum dibahas.

Demikian

Wassalam

Tjarli Suhendra
==============================================

Salam sukses,

Junaedi


Wednesday 6 January 2010

Mitos tentang Networking

Menjalin networking atau jaringan kerja tak selalu berarti mengenal semua orang yang berkedudukan penting dalam bisnis yang dijalankan. Networking bahkan tak harus dibangun dengan kerja keras.

Awalnya, istilah networking muncul pada bidang teknologi informasi. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan sebuah konstruksi atau desain, baik yang berbentuk hardware maupun software untuk menciptakan sebuah sistem jringan sekaligus mengoperasikan sistem tersebut.

Dalam perkembangannya, istilah ini kemudian diadopsi untuk menjelaskan sebuah hubungan dalam kehidupan sosial. Pernah mendengar istilah social networking? Nah, istilah ini bisa diartikan sebagai sebuah jaringan pertemanan yang mampu membuat anggotanya untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Komunikasi atau pertemanan ini bersifat simbiosis mutualisme karena masing-masing anggotanya mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut.

Dalam dunia kerja, networking atau jaringan kerja bisa mengarah pada setiap bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang agar bisa mendapatkan jaringan bisnis yang dikelolanya. Karena itulah, istilah networking sering dikaitkan dengan menjalin hubungan hubungan dengan banyak orang untuk memuluskan rencana atau kepentingan orang tersebut.

Namun, konsultan karier Liz Ryan seperti dikutip news.yahoo.com, menganggap bahwa masyarakat masih sering salah mengartikan istilah networking. Ia mengatakan, banyak mitos yang berkembang tentang networking yang bisa mengacaukan pandangan tentang arti networking sesungguhnya. Berikut 10 mitos yang diungkapkan Liz tentang networking.


* Networking berarti bertemu dengan sebanyak mungkin orang


Menyimpan begitu banyak kartu nama orang-orang penting atau bertemu dengan semua orang penting di kota Anda bisa jadi sebuah jalan menuju kesuksesan bisnis. Tapi yang paling penting sebenarnya ialah kualitas hubungan tersebut, bukan kuantitasnya. Tak ada gunanya Anda menyimpan kartu nama mereka tanpa sedikit pun menjalin pertemanan yang akrab dengan orang-orang tersebut. Jadi sebaiknya Anda melakukan komunikasi intens dengan mereka. Intinya jalinan komunikasi menjadi penting, mungkin saja suatu waktu Anda memang membutuhkan orang yang Anda kenal melalui kartu nama tersebut.


* Networking berarti menceritakan tentang bisnis Anda kapan pun di mana pun


Tak ada yang salah jika Anda antusias menceritakan bisnis dan kehidupan Anda. Tapi orang-orang biasanya akan segera lupa dengan detail cerita Anda. Akan lebih baik jika Anda mencoba menarik simpatinya dengan mendengarkan cerita dan keinginan mereka. Dengan mendengarkan orang lain, Anda bisa melihat keinginan terdalam mereka dan punya potensi besar untuk didengarkan saat Anda memberi umpan balik atau saran.

* Networking adalah kerja keras

Networking akan terbentuk secara otomatis jika Anda berkenalan dengan seseorang, tetap menjalin kontak dan hubungan yang baik dengannya, dan menempatkan kepentingannya terlebih dahulu dengan selalu berpikir, "Apa yang saya bisa lakukkan untuk orang ini?" Setelah Anda tahu apa yang diinginkannya, tentu akan mudah untuk menjalin jaringan kerja dengannya. Untuk itu, usaha ekstra keras sangat dibutuhkan. Baik menyangkut pemikiran Anda juga sedikit menguras tenaga Anda. Tapi kerja keras itu nantinya akan sangat menguntungkan Anda sendiri.

* Networking dibentuk saat Anda sedang membutuhkannya

Bagaimana mungkin Anda baru membangun jaringan saat Anda membutuhkannya? Sebuah networking tidak bisa langsung berfungsi dengan baik saat baru dibentuk. Sistem ini membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk tumbuh dan menampakkan hasil. Jadi jangan tunggu sampai Anda membutuhkan untuk mencari pekerjaan atau berkarier di bidang lain. Mulailah membentuk networking sekarang juga dan lihat hasilnya saat Anda membutuhkannya.


* Networking hanya untuk orang-orang yang kurang cerdas

Untuk membangun sebuah networking yang baik dan berfungsi tepat, seseorang membutuhkan keahlian berkomunikasi yang lihai untuk memengaruhi orang lain. Kemampuan mendengarkan orang lain juga jadi salah satu senjata untuk membangun kepercayaan pada networking. Jadi bagaimana mungkin networking hanya untuk orang yang kurang cerdas?


* Networking hanya untuk enterpreneurs

Membangun jaringan dengan kaum profesional lainnya membuat seorang bisa mendapatkan perspektif yang berbeda tentang dunia bisnis dan kerja, yang bisa jadi tidak dipikirkan sebelumnya oleh orang tersebut. Pendapat ini, tidak selalu benar, networking dibutuhkan bagi Anda yang ingin memiliki wawasan yang luas, dan jaringan yang luas pula. Sehingga keingintahuan Anda untuk menambah wawasan itu, bukan berarti Anda kurang cerdas kan?


* Networking hanya membuang-buang waktu

Jika tujuan Anda membangun networking hanya untuk menjajakan produk Anda atau menceritakan tentang pekerjaan Anda tanpa ada ketertarikan mendengarkan cerita orang lain, maka networking memang sia-sia belaka. Inti dari networking adalah membangun pertemanan, rasa nyaman, dan kepercayaan. Jika hal ini sudah dirasakan orang lain terhadap Anda, maka apa pun yang Anda inginkan akan mengikuti.


* Networking mahal

Sekarang ini banyak situs pertemanan yang gratis. Pertemuan tatap muka juga bisa dirancang di lokasi yang tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya. Sehingga menjalin networking membutuhkan biaya mahal itu adalah pendapat yang keliru. Saat ini yang dibutuhkan adalah bagaimana Anda memanfaatkan celah dan peluang yang ada.


* Networking itu menipu

Saat Anda berbincang dengan seseorang dalam networking, topik dan kalimat yang keluar dari mulut Anda diatur oleh Anda sendiri. Semuanya tergantung pada Anda. Jadi jika Anda berbohong, itu karena Anda yang ingin berbohong.


* Networking ketinggalan zaman

Bagaimana mungkin hubungan antar manusia dikatakan ketinggalan zaman? Apalagi jika hubungan tersebut berkaitan dengan kemajuan bisnis. Walaupun dengan kecanggihan teknologi dan apapun bisa dilakukan sendiri, namun membuat networking tetap diperlukan. Kita perlu berinteraksi dengan yang lain. Walaupun mungkin interaksi itu hanya di dunia maya.


Salam sukses,


Junaedi

Kutipan dari www.reppen.blogspot.com


Mitos tentang Networking

Menjalin networking atau jaringan kerja tak selalu berarti mengenal semua orang yang berkedudukan penting dalam bisnis yang dijalankan. Networking bahkan tak harus dibangun dengan kerja keras.

Awalnya, istilah networking muncul pada bidang teknologi informasi. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan sebuah konstruksi atau desain, baik yang berbentuk hardware maupun software untuk menciptakan sebuah sistem jringan sekaligus mengoperasikan sistem tersebut.

Dalam perkembangannya, istilah ini kemudian diadopsi untuk menjelaskan sebuah hubungan dalam kehidupan sosial. Pernah mendengar istilah social networking? Nah, istilah ini bisa diartikan sebagai sebuah jaringan pertemanan yang mampu membuat anggotanya untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Komunikasi atau pertemanan ini bersifat simbiosis mutualisme karena masing-masing anggotanya mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut.

Dalam dunia kerja, networking atau jaringan kerja bisa mengarah pada setiap bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang agar bisa mendapatkan jaringan bisnis yang dikelolanya. Karena itulah, istilah networking sering dikaitkan dengan menjalin hubungan hubungan dengan banyak orang untuk memuluskan rencana atau kepentingan orang tersebut.

Namun, konsultan karier Liz Ryan seperti dikutip news.yahoo.com, menganggap bahwa masyarakat masih sering salah mengartikan istilah networking. Ia mengatakan, banyak mitos yang berkembang tentang networking yang bisa mengacaukan pandangan tentang arti networking sesungguhnya. Berikut 10 mitos yang diungkapkan Liz tentang networking.


* Networking berarti bertemu dengan sebanyak mungkin orang


Menyimpan begitu banyak kartu nama orang-orang penting atau bertemu dengan semua orang penting di kota Anda bisa jadi sebuah jalan menuju kesuksesan bisnis. Tapi yang paling penting sebenarnya ialah kualitas hubungan tersebut, bukan kuantitasnya. Tak ada gunanya Anda menyimpan kartu nama mereka tanpa sedikit pun menjalin pertemanan yang akrab dengan orang-orang tersebut. Jadi sebaiknya Anda melakukan komunikasi intens dengan mereka. Intinya jalinan komunikasi menjadi penting, mungkin saja suatu waktu Anda memang membutuhkan orang yang Anda kenal melalui kartu nama tersebut.


* Networking berarti menceritakan tentang bisnis Anda kapan pun di mana pun


Tak ada yang salah jika Anda antusias menceritakan bisnis dan kehidupan Anda. Tapi orang-orang biasanya akan segera lupa dengan detail cerita Anda. Akan lebih baik jika Anda mencoba menarik simpatinya dengan mendengarkan cerita dan keinginan mereka. Dengan mendengarkan orang lain, Anda bisa melihat keinginan terdalam mereka dan punya potensi besar untuk didengarkan saat Anda memberi umpan balik atau saran.

* Networking adalah kerja keras

Networking akan terbentuk secara otomatis jika Anda berkenalan dengan seseorang, tetap menjalin kontak dan hubungan yang baik dengannya, dan menempatkan kepentingannya terlebih dahulu dengan selalu berpikir, "Apa yang saya bisa lakukkan untuk orang ini?" Setelah Anda tahu apa yang diinginkannya, tentu akan mudah untuk menjalin jaringan kerja dengannya. Untuk itu, usaha ekstra keras sangat dibutuhkan. Baik menyangkut pemikiran Anda juga sedikit menguras tenaga Anda. Tapi kerja keras itu nantinya akan sangat menguntungkan Anda sendiri.

* Networking dibentuk saat Anda sedang membutuhkannya

Bagaimana mungkin Anda baru membangun jaringan saat Anda membutuhkannya? Sebuah networking tidak bisa langsung berfungsi dengan baik saat baru dibentuk. Sistem ini membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk tumbuh dan menampakkan hasil. Jadi jangan tunggu sampai Anda membutuhkan untuk mencari pekerjaan atau berkarier di bidang lain. Mulailah membentuk networking sekarang juga dan lihat hasilnya saat Anda membutuhkannya.


* Networking hanya untuk orang-orang yang kurang cerdas

Untuk membangun sebuah networking yang baik dan berfungsi tepat, seseorang membutuhkan keahlian berkomunikasi yang lihai untuk memengaruhi orang lain. Kemampuan mendengarkan orang lain juga jadi salah satu senjata untuk membangun kepercayaan pada networking. Jadi bagaimana mungkin networking hanya untuk orang yang kurang cerdas?


* Networking hanya untuk enterpreneurs

Membangun jaringan dengan kaum profesional lainnya membuat seorang bisa mendapatkan perspektif yang berbeda tentang dunia bisnis dan kerja, yang bisa jadi tidak dipikirkan sebelumnya oleh orang tersebut. Pendapat ini, tidak selalu benar, networking dibutuhkan bagi Anda yang ingin memiliki wawasan yang luas, dan jaringan yang luas pula. Sehingga keingintahuan Anda untuk menambah wawasan itu, bukan berarti Anda kurang cerdas kan?


* Networking hanya membuang-buang waktu

Jika tujuan Anda membangun networking hanya untuk menjajakan produk Anda atau menceritakan tentang pekerjaan Anda tanpa ada ketertarikan mendengarkan cerita orang lain, maka networking memang sia-sia belaka. Inti dari networking adalah membangun pertemanan, rasa nyaman, dan kepercayaan. Jika hal ini sudah dirasakan orang lain terhadap Anda, maka apa pun yang Anda inginkan akan mengikuti.


* Networking mahal

Sekarang ini banyak situs pertemanan yang gratis. Pertemuan tatap muka juga bisa dirancang di lokasi yang tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya. Sehingga menjalin networking membutuhkan biaya mahal itu adalah pendapat yang keliru. Saat ini yang dibutuhkan adalah bagaimana Anda memanfaatkan celah dan peluang yang ada.


* Networking itu menipu

Saat Anda berbincang dengan seseorang dalam networking, topik dan kalimat yang keluar dari mulut Anda diatur oleh Anda sendiri. Semuanya tergantung pada Anda. Jadi jika Anda berbohong, itu karena Anda yang ingin berbohong.


* Networking ketinggalan zaman

Bagaimana mungkin hubungan antar manusia dikatakan ketinggalan zaman? Apalagi jika hubungan tersebut berkaitan dengan kemajuan bisnis. Walaupun dengan kecanggihan teknologi dan apapun bisa dilakukan sendiri, namun membuat networking tetap diperlukan. Kita perlu berinteraksi dengan yang lain. Walaupun mungkin interaksi itu hanya di dunia maya.


Salam sukses,


Junaedi

Kutipan dari www.reppen.blogspot.com